welcome

welcome in world erry

Rabu, 05 Mei 2010

hubungan antara deodoran dan anti pespirant dengan kanker payudara

VisionNet; 13 januari 2004 - Sebuah bukti peringatan baru mengungkapkan kemungkinan ada hubungan antara deodoran dan anti pespirant dengan kanker payudara. Hal ini muncul setelah para ilmuwan menemukan kimia yang disebut parabens. Kimia ini digunakan sebagai bahan pengawet pada produk-produk yang dipakai di ketiak.

Karena itu para ilmuwan mendesak untuk megurangi penggunaaan deodoran dan anti pespirant. Menurut Dr. Phillippa Darbre, spesialis kanker payudara di University of Reading, penelitian ini melengkapi bukti yang berkembang mengenai hubungan antara meningkatnya penyakit kanker dengan tumbuhnya pasar produk ketiak semprot dan roll on.

Walaupun demikian penelitian ini mendapatkan bantahan dari para produsen kosmetik dan yayasan-yayasan kanker yang mengatakan bahwa tidak ada bukti ancaman bahwa produk deodoran dan anti pespirant terkait dengan kanker karena itu diperlukan penelitian lebih jauh.

Kasus kanker payudara meningkat dua kali lipat dalam 25 tahun terakhir di Inggris sampai 40 ribu kasus per tahun. Sekitar 13 ribu wanita meninggalkan akibat penyakit ini. Bahkan pada priapun meningkat dua kali lipat sepanjang periode yang sama sampai 300 orang per tahun.

Dalam bukti yang dipublikasikan Dr. Darbre tahun lalu sebagian besar tumor kanker payudara terjadi pada bagian atas dan luar payudara sebelah kiri, area dimana anti perspirant paling sering dipakai.

Selain dalam poduk-produk pewangi tubuh, paraben ditemukan dalam banyak produk kosmetik lain termasuk parfum, sun cream dan body lotion dan digunakan sebagai bahan pengawet dalam berbagai jenis makanan.

waduhh gimana tu...............

Senin, 03 Mei 2010

Terbangun

waktu berlalu
bahkan saat rasanya mustahil, waktu tetap terus berjalan
bahkan di saat setiap detik pergerakan jarum jam terasa menyakitkan,
bagai denyut nadi di balik luka memar
waktu seakan berlalu di jalan yang tidak rata,
bergejolak dan diseret-seret
namun terus berjalan
bahkan bagiku
(by stephenie meyer)